Pages

Kamis, 07 Februari 2013

Membuat Masa Depan



Membuat Masa Depan


Gambar
Tuhan pasti akan menguji kehidupan tiap Hamba-Nya, namun tidak melebihi batas normal kemampuan dari Hamba tersebut. Ada sepenggal kisah inspirasi dari saya. Dalam satu batang daun pohon pisang terdapat dua ulat daun. Mereka berdua entah bagaimana cara berkomunikasi menjalin hubungan dengan baik. Dalam dunia fauna mungkin bisa dikatakan persahabatan.   Dua ulat ini banyak memiliki kesamaan. Seiring perjalanan waktu, mereka tumbuh dengan perbedaan masing-masing. Ulat semangat dan ulat yang suka mengerjakan sesuatu dengan banyak alasan. Hingga suatu ketika mereka mempunyai perbedaan fisik yang mencolok. Si Ulat semangat yang kurus, dan si Ulat dengan banyak alasan yang gendut. Perbedaan fisik mereka bukan tanpa alasan. Si ulat semangat yang rajin bekerja dan merencakan masa depan untuk segera menjadi kupu-kupu indah sehingga tampak lebih kurus dari pada  si Ulat yang suka menunda pekerjaan dan cenderung bermalasan karena merasa nyaman dikeadaanya .
“Apa kamu punya cita-cita atau keinginan, ndut???” tanya ulat kurus.
“tiap ulat pasti punya, rus.” Jawab ulat gendut.
“Apa kamu sudah merencanakan untuk mewujudkannya? Kelihatannya kamu lebih santai, sehingga badanmu tampak lebih subur dariku.”celoteh ulat kurus.
“Aahh… hidup ini harus dinikmati. Untuk saat ini aku nyaman dengan keadaanku. Kitapun tak perlu risau. Toh nantinya kita juga akan jadi kepompong dan kupu-kupu yang indah, tanpa kita harus merencanakannya. Sebagai warga negara ulat, kita tak usahlah yang aneh-aneh. Memikirkan ini itu. Coba lihat badanmu sampai kurus tak berotot sepertiku.” Sanggah ulat gendut dengan bangga.
“Kamu memang benar, ndut. Tapi alangkah baiknya hidup ini direncanakan agar sesuai target. Hidup ini tak selalu seperti yang kita inginkan. Tak apalah buatku untuk saat ini berbadan kurus yang tak sedap dilihat. Yang terpenting adalah masa depanku akan lebih baik. meski nantinya tak 100% sesuai harapan. Aku akan segera mengajukan proposal untuk menjalani puasa menjadi kepompong. Semakin cepat aku menjalani proses itu, maka semakin cepat pula aku akan berubah menjadi kupu-kupu indah. Apa kamu tidak ingin itu ndut?” ucap si ulat kurus sembari tersenyum penuh semangat.
“heiii rus… tak usahlah terburu-buru. Masih banyak waktu dan saat ini adalah musim dimana banyak makanan. So, nanti sajalah. Kamu duluan, aku menyusul. Aku tak yakin, badan sepertimu bisa jadi kupu-kupu indah melebihi aku nantinya.” Ujar si ulat gendut.
“Kalau begitu, terserah kamu deh. Kamu terlalu banyak alasan. Kamu tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya dikehidupanmu. Semoga kamu tidak akan menemui penyesalan.” Kata si ulat kurus dengan wajah kecewa karena sahabatnya, si ulat gendut, tidak mau menemaninya menjalani masa puasa menjadi kepompong.
Setelah terjadi perdebatan antara keduanya, akhirnya si ulat kurus dengan penuh rasa kecewa dan sakit hati, menjalani proses itu sendirian tanpa sahabatnya si ulat gendut. Namun, semua rasa itu terkalahkan oleh antusiasme dan semangatnya. Dia yakin bahwa dalam kesakitan pasti ada kebahagiaan. Benar saja, dia dulu yang selalu dicaci telah menjadi mahluk yang indah. Kupu-kupu yang bersayap menakjubkan. Dia berhasil dan sukses. Luar biasa..!!! Sedangkan sahabatnya, si ulat gendut, dengan bertambahnya usia dan hidup penuh alasan, baru memulai puasa dan menjalani proses sebagai kepompong karena terpaksa dengan keadaannya yang semakin menua. Dia tidak betah berlama-lama menjalani masa puasa karena tidak kuat untuk menahan lapar serta postur tubuh dan usianya yang rentan, sudah tidak sanggup untuk menahan semua rasa sakit selama menjalani proses tersebut. maka dia tidak berhasil dengan banyak alasan pula. Sungguh menyedihkan.
Nah sobat, apa yang bisa Anda pelajari dari kisah diatas? Anda ingin menjadi seperti si Ulat kurus dengan keberhasilannya ataukah menjadi si Ulat gendut dengan kegagalannya? Bila Anda manusia normal, saya yakin pasti Anda memilih menjadi ulat kurus namun berakhir dengan bahagia. Ketidaknyamanan keadaan pasti pernah dirasakan tiap makhluk yang saat ini masih bernafas menikmati oksigen di Bumi. Orang besar dan berhasil adalah orang yang bukan tanpa menderita serta bersusah payah. Mereka bisa menjadi orang besar karena kesabaran dan keikhlasan yang dibumbuhi usaha sungguh-sungguh serta doa dalam menjalani semua proses hidup.

0 komentar:

Posting Komentar

Apakah Blog ini menarik?